Hallo, Bestie!
Pada ngerasa ngga sih, kalau bumi ini semakin panas. Semakin hari cuaca di Pekanbaru pun semakin tidak menentu. Ngga bisa ditebak kaya perasaan Doi. Mau siang ataupun malam, puanassssss poooool. Kadang, kalau siangnya udah berasa trial padang mahsyar, malamnya bisa hujan deras disertai angin kencang tak lupa kilat dan petir yang mengiringinya.
Mengapa Iklim Berubah?
Mengapa iklim berubah? apakah dia sudah tidak sayang?. Dari informasi yang kita ketahui bersama, cuaca yang panasnya kaya neraka lagi jebol ini disebabkan oleh perubahan iklim. Jadi, jangan cuma galau saat perubahan sikap Doi aja. Perubahan iklim ini bisa menyebabkan hal yang lebih serius. Efeknya akan dirasakan secara berjamaah oleh semua makhluk dimuka bumi ini.
Setiap perubahan pasti ada penyebabnya. Begitu juga dengan perubahan iklim saat ini. Dia aja berubah kalau bukan karena ada yang baru, karena ngga nyaman sama kamu atau mungkin dia ngga bersyukur aja. Nah, perubahan iklim dikarenakan ketidaknyamanannya terhadap situasi saat ini yang dikenal dengan Global Waming.
5 Faktor Perubahan Iklim
Ada beberapa faktor penyebab perubahan iklim. Yuk kenalan agar bisa kita kurangi demi kemaslahatan bersama.
Gas atmosfer memiliki peran menjaga bumi agar tetap hangat dan bisa dihuni oleh manusia dengan nyaman dengan cara menyerap hawa panas dari matahari pada siang hari. Suhu tersebut akan turun perlahan disaat malam hari kala matahari tak lagi menyinari bumi.
Saat ini, gas karbon yang dihasilkan dari aktivitas manusia dalam penggunaan bahan bakar fosil seperti, batu bara, minyak, dan gas alam mampu meningkatkan jumlah gas panas yang dilepaskan ke udara. Kegiatan inilah yang merubah prinsip efek rumah kaca alami bumi. Semakin banyak gas panas yang dihasilkan oleh bumi, semakin banyak gas panas yang akan tertahan di atmosfer dan gas panas tersebut juga yang akan dipantulkan kembali ke bumi.
Pemanasan global terjadi karena meningkatnya suhu bumi yang mencakup suhu diatmosfer, di daratan dan juga suhu di lautan.
Kerusakan lapisan ozon menipis atau rusak diakibatkan oleh pencemaran dari gas clorofluorocarbon (CFC) dan efek rumah kaca yang diakibatkan oleh berbagai gas yang mencemari udara. Sehingga lebih banyak radiasi sinar ultraviolet yang membahayakan masuk ke permukaan bumi.
Hutan merupakan paru-paru dunia. Saat ini pohon-pohon dari hutan tersebut sudah berangsur berkurang karena aktivitas manusia. Padahal, pohon dapat menyerap gas karbon dengan baik, sehingga mengurangi keberadaan gas karbon.
Dampak Perubahan Iklim
- Terjadinya bencana alam seperti banjir, angin puting beliung, dll.
- Berkurangnya sumber air, kekeringan karena kemarau panjang.
- Peningkatan volume air akibat mencairnya es di kutub.
- Curah hujan tinggi yang mengakibatkan banjir, demam berdarah, wabah penyakit menular, dll.
Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi dampak dari perubahan iklim yang semakin meresahkan ini ? Yak! minimal mulai dari diri sendiri, peka terhadap lingkungan, dari rumah misalnya.
4 Langkah Sederhana dari Rumah untuk Mengurangi Dampak Perubahan Iklim
1. Bijaksana dalam penggunaan listrik
|
Photo by Jasmin Sessler on Unsplash |
Membiasakan diri untuk selalu mematikan perangkat seperti lampu dan alat elektronik lainnya saat sudah tidak digunakan lagi. Jangan lupa untuk mencabut colokan listriknya jika masih menggunakan kabel.
Biasanya, lampu kamar dan colokan-colokan di kamar, Vina cabut sebelum pergi ke kantor. Konon kabel yang masih tertancap di terminal listrik pun, walaupun alat elektronik sudah dimatikan, masih berpotensi "nyolong" listrik, lho.
2. Bijaksana dalam menggunakan air
|
Photo by Austin Kehmeier on Unsplash |
|
|
Tolong banget ini yang sekali mandinya bisa ngabisin air satu sumur, wkwkwk!. Diinget warga masih banyak yang butuh air, ya. Kita ngga tahu kapan kemarau akan datang. Berjaga-jaga aja gitu. Beberapa rumah bahkan ada yang sudah membuat sistem penyerapan air hujan, gitu. Keren.
3. Reusable dan Recycle
|
Photo by Gaelle Marcel on Unsplash |
Bijaksana menggunakan kertas dan tisu. Serta gunakan alat makan ataupun sedotan reusable. Tak lupa totebag selalu dibawa saat belanja di supermarket ataupun di pasar. Jika kertasnya hanya digunakan untuk kebutuhan coret-coret, gunakanlah kertas bekas yang sudah tidak digunakan untuk kebutuhan penting lagi. Hemat pemakaian tisu, nah ini bagi anak-anak drakor, dihemat ya, tisunya. wkwkwk! Eits! bukan berarti pakai tisu bekas juga, sudah banyak produk tisu yang eco friendly juga.
4. Gunakan perangkat elektronik Eco Friendly
Jangan lupa untuk membiasakan buang sampah pada tempatnya, serta pisahkan jenis sampah organik dan non organik. Sediakan juga tempat sampah di dalam mobil bagi kamu yang punya mobilitas tinggi agar tidak membuang sampah sembarangan di jalan.
5. Minimalkan penggunaan kendaraan bermotor
|
Source : Pixabay.com
|
Sudah tidak bisa dipungkiri lagi kalau penggunaan kendaraan bermotor adalah salah satu penyumbang polusi udara terbaik. Selain polusi udara, juga terkadang polusi suara, berisik!. Nah, sebisa mungkin kalau cuma sekedar kebutuhan berbelanja ke warung di sekitar gang rumah, coba jalan kaki aja, Kak. Atau kalau punya sepeda, yuk sepedaan. Jika tidak bisa dihindari, mari kita berusaha untuk mengurangi.
Yuk! #TeamUpforImpact Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Semoga hal sederhana yang kami lakukan dapat membantu bumi untuk bisa pulih. #UntukmuBumiku demi langit yang biru bebas polusi.
Setuju Vina, langkah sesederhana apapun kalau rutin ternyata bermanfaat untuk bumi kita ya
ReplyDeleteWaktu dulu tinggal di rumah host yang ada di Eropa, tersadarkan banget betapa mereka itu berupaya hemat energi. Di kita, mungkin biasa meninggalkan satu ruangan dengan lampu menyala (aku jg masih suka kebablasan), tapi di sana nggak.
ReplyDeleteSoal air juga. Di Jerman orang tak hanya membayar air yang digunakan tapi juga air yang dibuang. Hebat juga. Dan memang langkah sekecil apapun untuk meringankan bumi patut dicoba.
Hahahaha mengapa alam berubah? Bukan dia yang ga sayang, dari awal emang ktia aja yang gak jaga hubungan mesra dengannya!
ReplyDeleteserius ini Vin, aku juga termasuk orang yang kesel sama perilaku : boros air - boros listrik - air ngalir dll
ALhamdulllah, kalau kabel-kabel bekas charger, sering dirapiin/dicabut selepas dipakai. Juga sudah terbiasa menggunakan kantong belanja sendiri jika belanja ke minimarket/supermarket.
ReplyDeleteSemoga langkah sederhana ini juga bisa membantu bumi tetap terjaga kelestariannya.
Nahh bener banget semakin kesini cuaca makin susah di tebak, kadang siang nya terik gitu ehh pas dhuhur udah mulai mendung aja.. Mari kita sama-sama menjaga lingkungan agar kesejahteraan membersamai kita.
ReplyDeleteSebenernya tampak simple yaa..
ReplyDeleteTapi mencoba konsisten untuk menjalankan hal-hal sederhana seperti mencopot kabel charget atau mematikan lampu ketika siang hari atau sedang tidak digunakan.
Aku mulai melakukan beberapa hal sederhana tersebut dan menularkannya kepada anak-anak. Sehingga mereka juga terbiasa hemat energi, hemat biaya. Hehehe..
Setuju banget, harus mulai dari diri sendiri juga untuk mengatasi hal tersebut. Dari kita pun bisa menjadi contoh untuk orang lain agar bisa berubah dan menjaga bumi ini tetap sehat dan terjaga
ReplyDeleteLangkah-langkah kecil seperti yang dituliskan di atas pastinya bisa membantu dalam upaya melestarikan bumi, ya, mbak. Saya juga masih berusaha nih buat memilah sampah di rumah biar sampah tidak menumpuk di penampungan
ReplyDeleteperubahan besar semua bisa dimulai dari hal kecil yaa. Saya selalu berusaha melakukan hal sederhana untuk mengurangi dampak perubahan iklim
ReplyDelete