Perkembangan Teori Manajemen
Selamat siang reader Miss Purple :) udah lama ga update blog karena fokus kuliah dan kerja. xixixixi, yuk capcus aja langsung ke topik kita hari ini :) Topik hari ini tentang Perkembangan Teori Manajemen, karena Miss Purple di minta untuk buat tugas tentang ini nah, jadi Hasil searching Miss Purple di masukin ke blog aja deh dari pada blognya nganggur.. hoho
Perkembangan
Teori Manajemen
A. Pendahuluan
Manajemen sebenarnya sudah ada sejak manusia ada. Hal ini
dibuktikan dengan keberhasilan arsitek Mesir Kuno mewujudkan karyanya berupa
piramid Cheops. Pembangunan piramid yang melibatkan ratusan ribu tenaga
kerja tidak akan terwujud tanpa adanya manajemen yang baik. Hanya saja istilah
manajemen baru muncul pada tahun 1886. Di Indonesia, manajemen sudah
dipraktikkan pada masa pra sejarah. Adanya Candi Borobudur pada abad ke-8 dan
Candi Prambanan pada abad ke-9 merupakan bukti bahwa manajemen sudah lama dipraktikkan
di Indonesia.
Perkembangan Awal Teori
Manajemen
Ada dua tokoh
manajemen yang mengawali munculnya manajemen ilmiah, Robert Owen dan Charles
Babbage .
Robert Owen ( 1771-1858)
Pada
permulaan tahun 1800 an : Robert Owen , seorang manajer beberapa pabrik
pemintalan kapas di New Lanark Skotlandia.Menekankan penting unsur manusia
dalam produksi. Dia membuat perbaikan – perbaikan dalam kondisi kerja , seperti
pengurangan hari kerja standar,pembatasan anak-anak dibawah umur yang
bekerja,membagun perumahan yang lebih baik bagi karayawan dan mengoperasikan
toko perusahaan yang menjual barang-barang dengan murah.
Charles Babbage (1792-1871 ).
Charles
Babbge,seorang profeaor matematika dari inggris,mencurahkan banyak wktunya
untuk membuat operasi-operasi pabrik menjadi lebih efisien.Babbge adalah
pengajur pertama prinsip pembagian kerja melalui spesifikasinya.
Pertumbuhan manajemen meliputi tiga
fase yaitu
1)
Fase pra sejarah, yang berakhir pada tahun 1.
2)
Fase sejarah, yang berakhir pada tahun 1886
3)
Fase modern, mulai 1886 sampai sekarang.
B. Teori Manajemen Klasik
1. Manajemen Ilmiah
Aliran
manajemen ilmiah ( scientific management ) ditandai konstribusi-konstribusi
dari Federick W. Taylor, Frank dan Lillian Gilbreth, Henry L. Gantt, dan Harrington
Emerson, yang akan diuraikan satu persatu.
Frederick W. Taylor ( 1856-1915 )
Manajemen
ilmiah mula-mula dikembangkan oleh Federick Winslow Taylor sekitar tahun
1900an. Karena karyanya tersebut, Taylor disebut “bapak manajemen ilmiah”.
Dalam buku-buku literature,manajemen ilmiah sering diartikan berbeda.
Arti
pertama,manajemen ilmiah merupakan penerapan ilmiah meode studi,anlisa dan
pemecahan masalah-masalah organisasi. Arti kedua ,manajemenilmiah adalah
seperangkat mekanisme – mekanisme atau teknik – teknik “a bag of trick” untuk
meningkatkan efisiensi kerja organisasi.
Taylor
menuangkan gagasan-gagasannya dalam tiga judul makalah, yaitu : Shop
Management, The Principle of Scientific Management, dan Testimony Before the
Special House Committee, yang dirangkum dalam sebuah buku yang berjudul
Scientific Management.
Taylor memberikan prinsip –
prinsip dasar dalam penerapan pendekatan pada manajemen , sbb:
Pengembangan metoda-metoda imiah
dalam manajemen,agar,sebagai contoh,metoda yang paling baik untuk pelaksanaan
setiap pekerjaan dapat ditentukan.
1. Seleksi
ilmiah untuk karyawan,agar setiap karyawan dapat diberikan taggung jawab atas
sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya.
2. Pendidikan
dan pengembangan ilmiah para karyawan.
3. Kerjasama
yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.
Taylor adalah orang pertama yang mengembangkan manajemen
ilmiah. Taylor terkenal sebagai Bapak Manajemen Ilmiah karena hasil
penelitiannya yang telah dibukukan tentang usaha-usaha untuk meningkatkan
produktivitas kerja berdasarkan waktu dan gerak pada tahun 1886, dijadikan
sebagai pegangan penting bagi para buruh dan manajer. Dalam penelitiannya itu,
ia berpendapat bahwa efesiensi perusahaan rendah karena banyak waktu dan
gerak-gerak buruh yang tidak produktif.
Selain itu, taylor telah memberikan prinsip-prinsip dasar
penerapan pendekatan ilmiah dalam manajemen dan mengembangkan teknik-teknik
untuk mencapai efisiensi dan keefektifan organisasi. Ia berasumsi bahwa manusia
harus diperlakukan seperti mesin. Dalam bekerja, setiap manusia harus diawasi
oleh supervisor secara efektif dan efisien.
Kritik yang sangat keras dari para ahli perilaku yang
mengecam penganut Taylor menyatakan bahwa Taylor dan penganutnya telah
memperlakukan para pekerja secara tidak manusiawi. Untuk mengatasi kelemahan
pendekatan manajemen klasik, muncul pemikiran para ahli berikutnya dengan
pendekatan baru yang disebut teori organisasi klasik.
Frank dan Lillian Gilbreth (
1868-1924 dan 1878-1972)
Contributor
utama dalam aliran ini adalah pasangan suami istri Frenk Bungker dan Lilian
Gilbreth. Dalam aliran ini Frank lebih cenderung terhadap masalah yang sangat
efisien, terutama untuk menemukan “cara yang terbaik untuk mengerjakan suatu
tugas”.
Sedangkan
istrinya Lillian Gilbreth lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalam kerja
,seperti seleksi,penempatan dan latihan personalia.Dia menuangkan gagasannya
dalam buku yamg berjudul” The Psychology of Management”.
Henry L. Gantt ( 1861-1919 )
Seperti Taylor, Henry L. Gantt mengemukakan
gagasan-gagasan,yaitu :
1. Saling
menguntungkan antar tenaga kerja dengan manajemen.
2. Seleksi
kerjasama ilmiah tenaga kerja
3. Sistem
insentif (bonus) untuk merangsang produktivitas.
4. Pengunaan-pengunaan,instruksi-instruksi
kerja yang terperinci.
Harrington
Emerson (1853-1931)
Emerson
mengemukakan 12 (dua belas) prinsip-prinsip efisiensi yang sangat terkenal,
yang secara ringkas adalah sebagai berikut:
1. Tujuan-tujuan
dirumuskan dengan jelas.
2. Kegiatan
yang dilakukan masuk akal.
3. Adanya
staf yang cakap.
4. Disiplin.
5. Balas
jasa yang adil.
6. Laporan-laporan
yang terpercaya, segera, akurat dan ajeg – sistem informasi dan akuntansi.
7. Pemberian
perintah-perencanaan dan pengurusan kerja.
8. Adanya
standar-standar dan skedul-skedul – metoda dan waktu setiap kegiatan.
9. Kondisi
yang distandardisasi.
10. Operasi
yang distandarisasi.
11. Instruksi-instruksi
praktis tertulis yang standar.
12. Balas jasa
efisiensi-rencana intensif.
2. Teori Organisasi Klasik
Teori organisasi klasik disebut juga teori administratif. Salah
seorang tokohnya adalah Fayol (1841-1925). Fayol terkenal sebagai Bapak Teori
Ilmiah. Dalam bukunya yang terkenal dengan judul Administration Industrielle
et Generale, Fayol mengemukakan teori dan teknik administratif untuk
mengelola organisasi yang kompleks. Sebagai manejer utama di pabrik tambang dan
metalurgi yang sangat terkenal di Eropa, Fayol yakin bahwa kesuksesannya
merupakan keterampilan mengembangkan pengalaman dan introspeksi.
Selain itu, Fayol juga mengetengahkan empat belas prinsip
administrasi yang sangat terkenal dan fungsi manajemen, yaitu Planning,
Commanding, Coordinating and Controlling.
Ahli lain dalam teori ini adalah Gulick, Urwick, Sheldon,
Mooney dan Max Weber. Max weber merupakan seorang Jerman peletak dasar
sosiologi di Jerman, yang kemudian dikenal sebagai Bapak Birokrasi, ikut serta
mempengaruhi perkembangan teori administrasi. Birokrasi menurut Weber merupakan
ciri dan pola organisasi yang strukturnya dibuat sedemikian rupa sehingga mampu
memanfaatkan tenaga ahli secara maksimal.
Adapun
kritik terhadap pendekatan teori organisasi klasik, antara lain:
a)
Merangsang
berfikir yang mengutamakan konformitas dan formalitas.
b)
Merupakan
rutinitas yang membosankan
c)
Ide-ide
inovatif tidak sampai kepada pengambil keputusan karena panjangnya jalur
komunikasi
d)
Tidak
memperhitungkan organisasi nonformal yang seringkali berpengaruh terhadap
organisasi formal
e)
Dijalankan
secara berlebihan
f)
Terlalu
banyak aturan yang berbelit-belit
g)
Kecenderungan
menjadi orwelian yaitu keinginan birokrasi mencampuri (turut
melaksanakan, bukan mengendalikan urusan.
C. Pendekatan Hubungan Manusiawi
Pendekatan ini muncul untuk merevisi teori manajemen klasik
yang ternyata tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan
kerja. Para ahli selanjutnya melengkapi teori manajemen klasik dengan
menerapkan sosiologi dan psikologi dalam manajemen.
Munsterberg(1863-1916), profesor psikologi Jerman yang
mendapat sebutan Bapak Psikologi Industri, menyarankan agar penggunaan
teknik-teknik manajemen menggunakan hasil eksperimen psikologi. Sebagai contoh,
berbagai metode psikologi dapat digunakan untuk memilih kharakteristik tertentu
yang cocok dengan kebutuhan suatu jabatan. Ia juga menyarankan agar faktor
sosial dan budaya turut dipertimbangkan dalam suatu organisasi. Kontribusi
utama dari Munsterberg untuk manajemen adalah aaplikasi psikologi industri
dalam manajemen.
Penelitian Hawthorne yang dilakukan oleh Mayo
(1880-1949) menghasilkan bahwa hubungan manusiawi merupakan istilah umum yang
sering dipakai untuk menggambarkan cara interaksi manajer dengan bawahannya
secara manusiawi. Asumsinya, jika manajer personalia memotivasi pekerja dengan
baik maka hubungan manusiawi dalam organisasipun menjadi baik. Apabila moral
dan efisiensi menurun, maka hubungan manusiawi dalam organisasipun menurun.
Ahli lain yang termasuk dalam pendekatan ini adalah Lewin,
Roger, Morino, dan lainnya.
Keterbatasan dari teori hubungan manusiawi ini adalah
bahwasanya konsep makhluk sosial tidaklah menggambarkan secara lengkap
individu-individu di tempat kerjanya. Perbaikan kondisi kerja dan kepuasan
kerja tidak menghasilkan perubahan produktivitas yang mencolok. Lingkungan
sosial ti tempat kerja bukanlah satu-satunya tempat pekerja saling berinteraksi
dengan unit lain di luar tempat kerja. Kelompok yang diteliti mengubah
perilakunya karena merasa kelompoknya menjadi objek dan subjek penelitian.
D. Pendekatan Teori Perilaku
Teori perilaku merupakan pengembangan dari pendekatan
hubungan manusiawi. Pendekatan ini memandang bahwa perilaku manusia dipengaruhi
oleh sistem sosialnya. Perilaku dapat dipahami melalui tiga pendekatan, yaitu:
1.
Rasional
Model rasional memusatkan perhatiannya pada anggota
organisasi yang diasumsikan bersifat rasional dan mempunyai berbagai
kepentingan, kebutuhan, motif dan tujuan. Pendukung model ini antara lain, Down
dan Simon
2.
Sosiologis
Model ini lebih memusatkan perhatiannya kepada pengetahuan
antropologi, sosiologi dan psikologi. Pendukung model ini antara lain Bern
3.
Pengembangan hubungan manusia
Model pengembangan hubungan manusia lebih memusatkan
perhatiannya kepada tujuan yang ingin dicapai dan pengembangan berbagai sistem
motivasi menurut jenis motivasi agar dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Pendukung model ini antara lain, Mc Gregor, Maslow, dan Bennis.
Keterbatasan dari pendekatan perilaku ini adalah bahwa
beberapa ahli manajemen termasuk ahli perilaku percaya bahwa bidang perilaku
tidak sepenuhnya nyata karena berkenaan dengan manusia yang bersifat unik.
Model, teori dan istilah perilaku oleh ahli perilaku sangat kompleks dan
abstrak untuk dipraktekkan para manajer. Dikarenakan perilaku manusia sangat
unik, maka ahli-ahli perilaku sering berbeda dalam menyimpulkan penelitian, dan
rekomendasinya pun sulit bagi manajer untuk memilih dan melaksanakannya.
E. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif ditandai dengan berkembangnya tim
penelitian operasi dalam pemecahan masalah-masalah industri. Pendekatan ini
didasari oleh kesuksesan tim penelitian operasi Inggris pada PD II.
Teknik-teknik penelitian operasi ini semakin berkembang sejalan dengan kemajuan
komputer, transportasi dan komunikasi. Teknik-teknik penelitian operasi
selanjutnya disebut sebagai pendekatan manajemen ilmiah.
Pendekatan manajemen ilmiah dipakai dalam banyak kegiatan
seperti penganggaran modal, manajemen produksi, penjadwalan, pengembangan
strategi produk, pengembangan SDM dan perencanaan program
Langkah-langkah manajemen ilmiah
yaitu:
1)
perumusan masalah
2)
penyusunan suatu model matematis
3)
penyelesaian model
4)
pengujian model
5)
penetapan pengawasan atas hasil
6)
pelaksanaan (implementas)
F. Pendekatan Sistem
Defenisi sistem begitu banyak dikemukakan oleh ahli. Menurut
Shore & Voich (1974) sistem ialah suatu keseluruhan yang terdiri dari
sejumlah bagian-bagian. Menurut Gerald, et al. (1981) sistem ialah tata cara
kerja yang saling berkaitan, dan bekerja sama membentuk suatu aktivitas atau
mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem dapat dipandang sebagai suatu hal yang
tertutup atau terbuka. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak dipengaruhi dan
mempengaruhi lingkungannya, sedangkan sistem terbuka ialah sistem yang
dipengaruhi oleh lingkungannya.
Bentuk umum suatu sistem terdiri atas input, proses, output
dan umpan balik. Umpan balik ialah hasil output untuk untuk memperbaiki input
yang akan datang. Keempat unsur tersebut berada dalam suatu organisasi. Sebagai
organisasi dengan sistem terbuka, maka organisasi dipengaruhi dan mempengaruhi
lingkungan luarnya. Pendekatan sistem meliputi penerapan konsep-konsep yang cocok
dari teori sistem untuk mempermudah pemahaman tentang teori organisasi dan
praktik manajerial
Peningkatan mutu pendidikan dengan pendekatan sistem berarti
mulai dari input, proses, output sampai kepada outcome pendidikan. Dalam
praktiknya, peningkatan mutu pendidikan selama ini belum menggunakan pendekatan
sistem. Peningkatan mutu cenderung berpikir output oriented. Mutu pendidikan
hanya dinilai dari output pendidikan seperti hasil belajar dan ujian nasional.
Padahal, dengan berpikir sebagai suatu sistem, mutu pendidikan tidak hanya
ditentukan oleh nilai ujian nasional tetapi juga mutu input dan mutu prosesnya
di dalam kelas.
G. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan ini mencoba untuk menerapkan berbagai pendekatan
manajemen terdahulu pada kehidupan nyata atau kondisi dan situasi tertentu.
Perbedaan kondisi dan situasi tertentu memerlukan pendekatan tertentu pula.
Menurut pendekatan ini, tugas manajer ialah mengidentifikasi teknik tertentu
yang paling cocok diterapkan pada situasi tertentu dalam mencapai tujuan
organisasi, karena tidak ada satupun teknik manajemen yang universal yang dapat
diterapkan dalam setiap situasi dan kondisi.
H. Pendekatan Hubungan Manusiawi
Baru
Pendekatan hubungan manusiawi baru merupakan pendekatan
integratif yang menggabungkan pandangan positif terhadap hakekat manusia dengan
studi organisasi secara ilmiah sehingga dapat menggambarkan kerja manajer yang
efektif.
Burns dan Stalker menyatakan bahwa permulaan kebijakan
administratif adalah kesadaran tentang belum optimalnya tipe-tipe sistem
manajemen. Pendekatan hubungan manusia baru dimulai dengan teori pendekatan
kontingensi menuju cara manajer seharusnya bertindak dalam lingkungannya.
Dari beberapa pendapat ahli tentang fungsi-fungsi manajemen,
maka dapat disimpulkan bahwa fungsi-fungsi administrasi pendidikan meliputi :
1)
Perencanaan
2)
Pengorganisasian
3)
Pengarahan
4)
Pengendalian
Dari berbagai pendekatan manajemen, dapat disimpulkan ada
dua aliran manajemen, yaitu manajemen yang lebih berorientasi kepada tugas
untuk meningkatkan produksi sebanyak-banyaknya dan manajemen yang berorientasi
kepada manusia sebagai pelaksana tugas untuk meningkatkan hubungan manusiawi
sebaik-baiknya.
Aliran
Manajemen Islam
Proses Islamisasi
ilmu pengetahuan memiliki empat tingkat kepentingan yang berkolerasi erat,
yakni :
1. Kepentingan akidah, dimaksudkan agar umat
islam sadar bahwa akidah islam adalah dasar ilmu pengetahuan dan aktifitas
keilmuan.
2.
Kepentingan
kemanusiaan, adalah konsekuensi logis dari kepentingan pertama bahwa aktifitas
keilmuan yang didasarkan dan di kontrol secara imani akan mewujudkan manusia
seutuhnya sesuai dengan hakikat penciptaNya.
3.
Kepentingan
peradaban, menjadi konsekuensi berikutnya yakni bahwa kehidupan dengan sistem
dan segala aktifitasnya yang telah dikendalikan secara imani serta berjalan
dalam koridor aturan Allah SWT. Secara konsisten akan membawa manusia kepada
peradaban yang agung sebagaimana telah dibuktikan oleh peradaban islam selama
14 abad.
4. Kepentingan Ilmiah, yakni kepentingan
ilmiah dimaksudkan bahwa segala aktifitas keilmuan selalu dapat di
pertanggungjawabkan secara horisontal dan secara transendental kehadirat Allah
SWT.
Dengan demikian, aliran manajemen islam-sebagaimana proses islamisasi
terhadap ilmu-ilmu lainnya – berupaya mendudkan ilmu manajemen dalam perspektif
islam seutuhnya.Islam membagi manajemen dalm dua pengertian :
1.
Sebagai
Ilmu
2.
Sebagai
aktifitas
Sebagai Ilmu,
manajemen dipandang sebagai salah satu ilmu umum yang tidak berkaitan dengan
nilai peradaban (Hadhoroh) manapun, sehingga hukum mempelajarinya adalah fardhu
kifayah.
Post a Comment for "Perkembangan Teori Manajemen"
Terimakasih telah memberikan komentar di kicauanvina.com ^.^